Monday 29 December 2014

peranan guru pembelajaran usia dini



A. Peran Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Belajar adalah suatu proses perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi dapat diartikan proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55). Di Indonesia pembelajaran pendidikan prasekolah lebih bersifat akademik, di mana anak lebih banyak duduk di bangku dan harus tertib seperti di sekolah. Jarang guru memberikan kesempatan kepada anak untuk berksplorasi, mengekspresikan perasaannya, dan melakukan sendiri apa yang mereka minati, sampai menemukan pemecahan masalah sendiri. Ada beberapa pendekatan peran guru dalam pembelajaran, antara lain : 1. Guru berperan sebagai pengajar Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak tidak berminat pun guru harus tetap menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut. 2. Guru berperan membelajarkan anak Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai anak dengan cara memahami minat, perasaan dan pengalaman anak. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbagai interaksi kepada guru maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan leluasa mengekspresikan apa saja yanga ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh (Tini Sumartini, 2005 :47) B. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya. Pendidikan anak usia dini, suatu pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalm memasuki pendidikan lebih lanjut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga. Maka dari itu sekolah mempunyai peranan penting untuk meneruskan dasar-dasar pendidikan keluarga. Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa. Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula. Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran. Tugas pokok orang tua yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah : 
1. Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting. 
2. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai. 
3. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan. 
4. Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
5. Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat 
6. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga. Secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti tugas dan peran yang harus dimainkan.


cita-cita bkprmi



CITA-CITA BKPRMI
  1. Memfungsikan masjid sebagai pusat ibadah,perjuangan dan kebudayaan ummat demi kejayaan ISLAM DAN NEGARA INKDONESIA.
  2. Melahirkan pemimpin-pemimpin yang berahlak mulia (Akhlaqul Karimah) 
  3.  Mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam semangat ukhuwah islamiyah
  4. Mewujudkan masyarakat saling menyayangi (Marhamah) dengan berpegang teguh pada nilai-nilai islam

CITRA KADER BKPRMI
  1. Muwahid ( Pemersatu ) potensi umat, diantaranya: Ulil Albab ( potensi pemikiran ), Ulil Amwal ( Potensi Harta ), Ulil Anfus ( Potensi Pengabdian/Sukarelawan ), Ulil Absor ( Potensi Pengamat/Peneliti ), Ulil Amri (  Potensi Pemerintah ).
  2. Mujahidin ( pejuang )
  3.  Musyadid ( pelurus ), meneruskan dan meluruskan tradisi-tradisi perjuangan umat yang ada (Memelihara Dan Merumuskan Tradisi Yang Baik Dari Terdahulu Dan Mengambil Tradisi-Tradisi Yang Lebih Baik Sesuai Dengan Perkembangan Zaman).
Nilai dasar perjuanagan bkprmi
  1.   Kekuatan akidah dan ibadah
  2. Semangan ukhuwah islamiyah  
  3.  Selalu ada dalam gerakan da’wah 
  4. Ke-ikhlasan
  5. Kesetaraan dan jaringan
Muaddib ( pendidik), mencerdaskan ummat
Mujadid (pembaharu) adalam metode, pola fikir, taktik dan strategi dalam perjuangan pengembnagan islam
Ada tujuh golongan yang mendapat naungan alloh SWT di akhirrat nanti yaitu : pemimpin yang adil, anak muda yang mengabdi kepada alloh swt, hatinya selalu terpaut dalam masjid, 2 orang yang selalu mengasihi karena alloh, seorang laki-laki yang menolak rayuan waniuta cantik karena alloh, merahasiakan dalam bersedekah, mengingat alloh sampai mencucurkan air mata terutama dikala sendiri  

Friday 26 December 2014

Kepemimpinan Dalam islam

Kepemimpinan dalam Islam Menurut Al Quran dan Hadist
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan persoalan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berusaha, berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan kemunduran masyarakat, organisasi, usaha, bangsa dan megara antara lain dipengaruhi oleh para pemimpinnya. Oleh karena itu sejumlah teori tentang pemimpin dan kepemimpinanpun bermunculan dan kian berkembang.

Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya.

Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan kepemimpinan yang diridai Allah SWT, yang membawa kemaslahatan, menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.

Sejarah Islam telah membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Baginda Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.

Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini, meskipun Indonesia bukanlah negara Islam.

Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT untuk mengemban amanah dan kepemimpinana langit di muka bumi. Ingat komunitas malaikat pernah memprotes terhadap kekhalifahan manusia dimuka bumi.

”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa: 59)

Ayat ini menunjukan ketaatan kepada ulil amri (pemimpin) harus dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya.

Tugas Pemimpin

Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya

"Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah". (Al-Anbiya’: 73)

"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami". (As-Sajdah: 24)

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”. (Qs. An-Nisa; 4: 135)

“Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat dengan taqwa…” (Q.s. Al-Maidah 5: 8)

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (An-Nisa’ : 58)

” Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26)

Dalam sebuah kesempatan, ketika seorang perempuan dari suku Makhzun dipotong tangannya lantaran mencuri, kemudian keluarga perempuan itu meminta Usama bin Zaid supaya memohon kepada Rasulullah untuk membebaskannya, Rasulullah pun marah. Beliau bahkan mengingatkan bahwa, kehancuran masyarakat sebelum kita disebabkan oleh ketidakadilan dalam supremasi hukum seperti itu.

Dari Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: adakah patut engkau memintakan kebebasan dari satu hukuman dari beberapa hukuman (yang diwajibkan) oleh Allah? Kemudian ia berdiri lalu berkhutbah, dan berkata: ‘Hai para manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu itu rusak/binasa dikarenakan apabila orang-orang yang mulia diantara mereka mencuri, mereka bebaskan. Tetapi, apabila orang yang lemah mencuri, mereka berikan kepadanya hukum’. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, Dariini, dan Ibnu Majah)

Memilih Pemimpin

Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.

Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik. Dalam Al Qur’an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik dan beriman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus.”(QS. 60. Al-Mumtahanah : 1)

“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim” (At Taubah:23)

“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang2 kafir menjadi wali (teman atau pelindung)” (An Nisaa:144)

“Janganlah orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali Imran:28)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman". (Al-Maidah: 57)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimmpin(mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada oarng-orang yang zalim ” (QS. Al-Maidah: 51)

Akibat

"Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta’ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)". (al-Ahzab: 67)

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang yang KAFIR itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allah lah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong.”(QS.Ali ‘Imraan :149-150)

“Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”(QS. An-Nisaa’ : 138-139)

“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ.”(QS.Al-Maa-idah : 80-81)


Tuesday 23 December 2014

PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL USIA DINI

PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL USIA DINI



Pendidikan moral usia dini merupakkan sesuatu yang sangat vital terutama untuk pembentukkan perilaku anak diusia dewasa, maka di usia dini inilah dasar pembentukkan perilaku anak perlu di pehatikkan. Pembimbingan dan teladan dari sosok orang tua merupakkan cara paling efektif bagi anak di usia dini, karena dilihat dari faktor kedekatan dan ketergantungan anak salah satu cara untuk memberikan contoh yang bertujuan agar anak mengikuti perilaku tersebut, karena pada dasarnya anak usia dini mempunyai kecenderungan ssebagai ‘Peniru’ dari apa yang lihatnya. Dari segi itulah pembentukkan moral anak di mulai dari lingkungan keluarga yang memiliki peran yang sangat vital. Sebagai orang tua alangkah baiknya jika anak yang masih dalam usia dini perlu untuk di kenalkan dengan kebiasaan yang baik, sepert : di latih dengan selalu menggunakkan Bahasa yang sopan, di kenalkan dengan tata cara beribadah, pergi ke masjid dll.
Selain pendidikan moral yang mulai dibekali dalam lingkungan keluarga juga perlu adanya keseimbangan yaitu dengan mengenalkan lingkungan sekitar yang tetap dalam pelaksaannya selalu didampingi oleh orang tua agar perkembangan dan kegiatannya selalu dalam perhatia orang tua, secara tidak langsung proses pengenalan terhadap lingkungan sekitar membuat anak akan selalu membandingkan antara kebiasaan yang diterapkan di lingkungan keluarga dengan perilaku teman-temanya di lingkungan sekitar, disitu peran orang tua menjadi jembatan antara anak dan lingkungan sekitar dengan seringnya pertanyaan yang di ajukkan oleh anak kepada orang tua, kenapa, kok bisa, dan bagaimana pertanyaan seperti itu yang sering di terima oleh orang tua, karena seorang teman mempunyai latar belakang sendiri tentu saja tidak lepas dari pendidikan moral tua tuanya.
Usia dini erat hubungannya dengan dunia bermain, maka sebaiknya orang tua melakukan pendidikan moral disini yaitu dengan memberikan mainan yang berhungan dengan moral dan etika yang baik, serta perilaku juga harus selalua di diperkenalkan kepada anak. Dari mainan yang ada kaitanya dengan moral seperti dari segi agama mainan puzzle yang membentuk tulisan Asma Allah SWT dan masih banyak lagi. Dari segi bemain saja bisa kita arahkan anak menuju pembentukkan moral yang baik, melalui permainan anak lebih cenderung menerima pola pendidikan moral karena pada dasarnya usia dini gemar bermain.
Dalam Usia Dini anak sebaiknya dilatih dengan sikap disiplin, dengan pengenalan disiplin anak belajar mengatur dirinya sendiri, pada awalnya anak akan megalami berat dan sulit tapi pada akhirnya disiplin ini akan membantu dia pada waktu dewasa, dan mengerti apa yang harus dia lakukan serta akan muncul sikap kemandirian.
Pendidikan anak usia dini memerluka perhatian yang sangat penting dari orang tua, ahli pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan anak usia dini, khususnya Taman Kanak-Kanak telah diselenggarakan sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan. Di sekolah ini anak-anak usia 4-5 tahun atau 6 tahun mendapat tempat untuk mengembangkan potensinya dalam berbagai bentuk kegiatan.
Menurut opini saya :
Penanaman nilai-nilai moral sejak dini sangatlah bermanfaat bagi perkembangan anak. Agar dia mampu menjadi anak yang baik dimasa depan nanti. Dan tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan luar yang sudah sangat bebas dan terbuka sekali. Apalagi, internet pun sudah sangat mudah diakses. Perlunya perhatian orang tua disaat-saat anak usia balita sampai dimana dia mampu menjadi diri nya sendiri (menemukan jati diri nya).
Banyak sekali metode-metode yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak usia dini. Misalnya :
  1. Dengan bercerita
  2. Dengan memberikan contoh yang digambarkan dengan dongeng
  3. Dll.
Banyak yang mampu kita lakukan untuk membuat generasi penerus bangsa yang lebih baik. Sebagai Mahasiswa kita juga ikut berpasrtisipasi dalam program penanaman moral kepada anak-anak usia dini. Misal, kita mengajarkan hal-hal yang kecil namun bermakna. Misalnya,tata cara berbicara yang baik saat berbicara dengan orang lain, membuang sampah pada tempatnya, mengajarkan etika-etika sederhana yang bisa diterapkan di kehidupan sosial.


metode anak

Cara Mendidik Anak Agar Menjadi Anak Yang Pintar Baik Menurut Islam


Cara mendidik anak hal inilah yang sering ditanyakan orang tua kepada ahli psikiater pada saat berkonsultasi masalah tumbuh kembang anak. Cara mendidik anak saperti apa yang bisa membuat anak pintar, baik dari segi dunia dan akhirat. Salah satu alasan kenapa orang tua mempunyai peran penting dalam mendidik anak agar menjadi anak yang pintar adalah karena hal itu merupakan kewajiban orang tua kepada anak. Menurut islamcara mendidik anak adalah dimulai dengan mendidiknya dari dalam dalam rumah, yang dimulai dari pembentukan akhlak yang baik, sikap dan mental. Cara mendidik anak islam telah jelas mengajarkannya, bisa dilihat pada saat Nabi Muhammad mendidik istri, anak dan keluarganya. Sangatlah jelas betapa orang tua mempunyai peran yang penting dalam mendidika anak.
Bahkan beberpa orang tua mengkhawatirkan hal ini dikarenakan aktifitas yang full sehingga era saat ini, peranan orang tua hampir punah di keluarga, karena sudah tidak aneh lagi jika kalangan atas yang tidak sempat atau pun tidak bisa meluangkan waktu untuk mendidik anak di rumah dengan cara menitipkan mereka pada sekolah alam ataupun baby sister/pengasuh anak yang dibayar secara untuk khusus  mendidik anak.
Untuk orang tua yang peduli dengan cara mendidik anak, berikut kami kaji sedikit dari cara mendidik anak yang pintar baik menurut islam. Diantaranya yaitu:
1.       Cara mendidik anak untuk mencintai dan menyayangi dirinya sendiri.
Caranya : Jauh sebelum timbul ambisi dalam diri anda untuk sukses mendidik anak. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Untuk memulai hal itu semua, cobalah perhatikan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Selalu sediakan waktu bagi anak di tengah kesibukan harian Anda. Sediakan waktu bagi untuk berolahraga, merawat diri, dan meluangkan waktu untuk bagi pengembangan pribadi Anda. Sadarkah kita bahwa orangtua yang tidak menghargai dirinya sendiri akan membesarkan anak dengan sifat serupa..
2.       Jadikan setiap harinya menjadi waktu .yang sangat berharga
Tunjukkan betapa bahagiaanya kita atas kehadiran seorang anak. Jadilah ‘Ahli Gembira’ bagi putra-putri Anda. Ubahlah waktu mengerjakan tugas harian menjadi momen yang berharga dan istimewa. Buatlah saat-saat yang tidak terlupakan dan berkesan pada saat sedang bersama dengan anak, bermain, memeluk, berbagi tawa dan cerita dapat membuat saat-saat biasa menjadi tak terlupakan.
3.       Orang tua  yang baik adalah pendengar yang baik.
Fenomena yang sangat sulit diterapkan oleh kebanyakan orang tua. Karena hal ini tidak  mudah bagi orangtua. Dimana disela-sela kesibukan, sering kali pada saat anak bercerita tentang suatu hal orang tua menyela dan enggan untuk mendengarkan apa yang sedang di ceritakan sang anak. Cobalah untuk mendengarkan anak Anda sepenuhnya tanpa menghakimi. Anda perlu menahan diri untuk tidak memikirkan atau memberikan pendapat Anda sendiri. Dengarkan mereka dengan hati yang terbuka dan penyayang. Lupakanlah diri Anda dan tempatkanlah diri Anda pada sudut pandang anak Anda. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai ganti dari memberikan pendapat. Cara orang tua mendengarkan tanpa menghakimi akan membuat anak merasa diterima dan dimengerti.
4.       Tunjukan kebahagian dengan tertawa, sebab kegembiraan itu menular!
Pernakah anda melakukan hal ini..?? anggaplah pada saat ini diri anda di  tantang ’untuk 24 jam tersenyum bersama keluarga’ ! Anda akan menyaksikan keajaiban dari kegembiraan dan kasih sayang yang Anda bawa kepada orang-orang di sekitar Anda. Buatlah momen sehari-hari menjadi luar biasa berkat kegembiraan dan semangat yang Anda bawa ke dalamnya.
5.       Didik kedisiplinan anak sejak dini.
Salah satu sukses mendidik anak adalah dengan tagakny kedisiplinan dalam kesaharian anak. Ajarkanlah anak turut bertanggung jawab atas tugas-tugas rutin dalam rumah tangga. Anak yang secara aktif turut dilibatkan dalam tugas rutin dalam rumah tangga pada masa dewasanya akan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar.Perbaiki kesalahan mereka dengan kelembutan dan kasih sayng namun Anda harus terus-menerus konsisten. Berikan konsekuensi yang wajar dari pelanggaran dengan tujuan untuk mengajarkan tanggung jawab. Janganlah memarahi apalagi mempermalukan anak di depan orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat.
6.       Berikan penghargaan terbaik untuk anak dan akuilah.
Coba lah latih diri anda agar senantiasa  memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan, bahkan yang paling kecil sekalipun, yang telah Anda lakukan hari ini. Ajarlah diri Anda untuk
memberikan penghargaan yang tulus atas tugas-tugas sederhana yang dikerjakan anak. Penghargaan ini akan memberisemangat anak untuk menjalankan tugas yang lebih besar.
Berikutlah beberapa cara mendidik anak yang bisa diterapkan, dengan harapan anda akan menjadi sukses menjadi seorang orang tua. Tidak lah ada artinya point di atas jika hanya sekedar di baca tanpa di lakukan dan tanpa ketulusan yang dalam. Pada dasarnya kebaikan dan kesuksesan anak anda saat ini serta yang akan datang ada ditangan anda. Oleh karena ini lakukan yang terbaik untuk anak anda jadikan lah mereka sangat berharga lebih dari harta dan pekerjaan yang selama ini banyka menghabiskan waktu anda. Ingat..??? Sukses itu bukan hasil dari sebuah perjuangan. Namun sukses itu adalah prosess dari sebuah perjuangan untuk menjadi lebih baik..??