Thursday 3 December 2015

Meningkatkan Mutu Pendidikan


UPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN MUTU PENDIDIK
(Oleh : Heryanto Rusdiansyah : Ketua Umum DPD BKPRMI Kota Tasikmalaya,)
Di BKPRMI Kota Tasikmalaya tercatat sebanyak 512 unit TKA/TPA dan 200 unit lebih lembaga TAAM yang merupakan kategori kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sejenis sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. TKA/TPA dan TAAM merupakan anak kandung dari Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) yang secara organisatoris merupakan lembaga Independen, adapun irisan dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebagai mitra kerja dalam hal pengelolaan, peningkatan kesejahteraan dan pembinaan. Memang sangat cukup luar biasa fantastis jumlah TKA/TPA dan TAAM yang mayoritas disetiap daerah Se-Indonesia mendominasi jumlahnya dibanding dengan jumlah lembaga pendidikan anak usia dini yang sederajat lainnya, hal ini tidak terlepas dari bentuk kesadaran keterpanggilan hati nurani para ulama, kyai, ustadz dan tokoh masyarakat untuk melakukan syiar Islam lewat mencetak dan mendidik anak-anak muslim sejak dini agar kelak dapat menjadi anak yang berilmu, berakhlak dan beramal saleh sehingga bagi berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Kota Tasikmalaya merupakan lumbungnya pesantren sehingga hal inilah yang menjadi penggerak terhadap tumbuh suburnya lembaga pendidikan Islam terutama taman kanak-kanak Al-qur’an dan TAAM. TKA/TPA dan TAAM merupakan milik masyarakat karena lahir dari sebuah keprihatinan dari tokoh agama Islam untuk mendambakan ramainya masjid-masjid dan madrasah oleh anak-anak dengan alunan Al-qur’an, Dzikir, Tasbih dan Takbir yang senantiasa menghiasi aktivitas anak-anak, pemuda dan remaja masjid setiap harinya.
Berangkat dari kesadaran dan cita-cita untuk menggembleng anak agar cakap dalam membaca Al-qur’an, Taman Kanak-kanak Al-qur’an dan TAAM tentunya dari waktu ke waktu harus senantiasa mampu mengembangkan diri seiring dengan tantangan dan kebutuhan zaman yang semakin kompleks. Filosofi “ nu ngajar di TKA/TPA dan TAAM nu penting aya kadaek jeung sahayuna“ harus dibuang jauh-jauh kalau ingin sebuah lembaga pendidikan Al-qur’an betul-betul menjadi idola dan tumpuan bagi masyarakat. Mengedepankan kualitas TKA/TPA dan TAAM merupakan harga mati yang tidak bisa di tawar-tawar lagi kalau ingin sebuah lembaga pendidikan itu sendiri tetap maju.
Maju mundurnya TKA/TPA dan TAAM tergantung dari tingkat kerja keras dan kemampuan para penyelenggara pendidikan itu sendiri, dalam kesempatan ini saya akan sedikit menguraikan tentang Peningkatan Mutu Pendidik dilingkungan TKA/TPA dan TAAM sebagai sebuah otokritik bagi saya sendiri yang merupakan civitas BKPRMI, dan sebagai evaluasi di internal TKA/TPA dan TAAM.
Tidak dipungkiri di dalam penyelenggaraan pendidikan tidaklah statis tetapi dinamis, artinya dari waktu kewaktu selalu berbenah dan berbenah untuk meningkatkan kualitas lulusan-seolah tidak ada pangkal ujungnya kepuasan dalam menjalankan pendidikan, hal ini menandakan bahwa semangat penyelenggara pendidikan untuk menuju TKA/TPA dan TAAM yang Ideal sangat luar biasa, ini merupakan modal dasar dan pertanda baik.
Berbagai persoalan yang muncul dilingkungan TKA/TPA dan TAAM diantaranya : (1). Mayoritas Ustadz-Ustadzah adalah Lulusan Pesantren dan Aliyah bahkan ada dari lulusan Madrasah Tsanawiyah, (2). Pengadministrasian lembaga pendidikan sangat lemah baik yang berhubungan dengan Tata Usaha maupun Administrasi Pendidik, (3) Jumlah santri tidak sebanding dengan jumlah guru yang ada, dimana idealnya 4-6 peserta didik dipegang oleh satu pendidik, (4) Kualitas para pengajar terutama dalam kefasihan dalam membaca Al-qur’an (tahsinul Qur’an) sangatlah minim (5) Metode mengajar yang kaku, (6). Tingkat Kesejahteraan Pendidik yang tidak terjamin, (7) Pendidik terlalu mudah meluluskan peserta didik dalam pencapaian Iqro, hafalan ataupun yang lainnya karena alasan kasihan, bosan diulang-ulang, ataupun alasan lainnya. Hanya dengan komunikasi dengan anak didik dan orang tua sebagai upaya untuk mencari jalan keluarnya agar anak tetap semangat untuk meraih prestasi.
Penganaktirian terhadap TKA/TPA dan TAAM tidaklah menjadi kecil hati, justeru harus menjadi sebuah pemicu untuk berintrospeksi diri terhadap lembaga pendidikan kita sendiri agar mampu bangkit dari “apa adanya “ menuju “ kepuasan orangtua dan masyarakat “ atas pelayanan pendidikan TKA/TPA dan TAAM yang maksimal.
Tawaran Alternatif
Melihat dari hal tersebut diatas, memang kita semua menginginkan sebuah lembaga pendidikan Al-qur’an yang terpenuhinya sarana prasana, kualitas guru yang baik, kesejahteraan yang terjamin dan banyak hal yang kita harapkan. Kalau semua keinginan tersebut ingin terwujud tentunya mulai sekarang harus mulai berbenah diri. Kalau boleh saya katakan bahwa “ Kesejahteraan dan Sarana Prasarana akan tercapai hanya ada satu kata : “ Tingkatkan Kualitas Tenaga Pendidik “. kenyataannya adalah pada zaman sekarang tingkat persaingan bukan hanya di bisnis saja tetap di pendidikan juga sangat kuat, masyarakat dan orang tua tentunya akan memilih lembaga pendidikan yang betul-betul dapat menghantarkan anaknya menjadi anaknya ideal dalam masa pertumbuhannya,masyarakat dan orang tua berani mengeluarkan biaya berapa pun.
Kepala sekolah menjadi ujung tombak dalam memotori kearah terciptanya “tenaga pendidik yang handal-berkualitas”, maka kepala sekolah dalam menahkodai sebuah lembaga pendidikan “janganlah setengah hat,i baik dalam mencurahkan fikiran, tenaga, waktu bahkan materi “ demi tercapainya pendidik yang berkualitas-kecuali lembaga pendidikan yang kita kelola ingin berjalan apa adanya bahkan terkatung-katung, siap-siap saja lembaga pendidikan kita untuk ditinggalkan masyarakat. Insya alloh dengan keseriusan, ketekunan dan kesabaran kita dalam mengelola lembaga pendidikan untuk menuju yang ideal akan tercapai.
Kepala sekolah setidaknya harus mempunyai langkah-langkah untuk tetap mencita-citakan TKA/TPA dan TAAM yang ideal di hadapan masyarakat – setidaknya kepala sekolah harus manfaatkan dan berdayakan yang ada. Penulis ingin berbagi mudah-mudahan sebagai bahan inspirasi, diantaranya sebagai berikut :
(1). Melakukan pembinaan rutin (seminggu sekali maksimal sebulan sekali) terhadap para pendidik untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan upaya penyelesaiannya, mengetahui perkembangan peserta didik, memberikan pendalaman materi bagi pendidik serta mempersiapkan rencana lanjutan.
(2). Memberikan Reward (penghargaan) kepada guru yang betul-betul dapat meraih sebuah prestasi, baik dengan ucapan selamat, piagam penghargaan, maupun bentuk lain. Hal ini penting sebagai motivasi terhadap pendidik untuk senantiasa meningkatkan kualitas dirinya.
(3). Memperhatikan kebutuhan-kesejahteraan para pendidik, baik berupa perhatian dalam bentuk materi maupun kedekatan emosional.
(4). Mengikutsertakan pendidik ke kegiatan seminar, workshop, bedah buku, studi banding, ataupun kegiatan lainnya yang menunjang terhadap peningkatan kemampuan peserta didik.
(5). Mendorong pendidik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
(6). Untuk menghilangkan kepenatan dan kejenuhan para pendidik, sewaktu-waktu kepala sekolah mengadakan liburan bersama dengan keluarga pendidik sebagai ajang silaturahmi dan membangun kedekatan dengan keluarga pendidik.
(7). Melakukan motivasi kepada pendidik dengan menciptakan mental berani, sabar, jujur, berpandangan hidup kedepan, kemandirian, jiwa entrepreneur-wirausaha dan lain sebagainya.
Demikian, setidaknya sebagai bahan masukan bagi tercapainya sebuah lembaga pendidikan TKA/TPA-TAAM yang betul-betul memiliki tenaga pendidik yang berkualitas.
Wallahu’alam Bissawaf



0 komentar:

Post a Comment