UPAYA KEPALA
SEKOLAH MENINGKATKAN MUTU PENDIDIK
(Oleh :
Heryanto Rusdiansyah : Ketua Umum DPD BKPRMI Kota Tasikmalaya,)
Di BKPRMI
Kota Tasikmalaya tercatat sebanyak 512 unit TKA/TPA dan 200 unit lebih lembaga
TAAM yang merupakan kategori kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sejenis
sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. TKA/TPA dan TAAM merupakan anak
kandung dari Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) yang secara
organisatoris merupakan lembaga Independen, adapun irisan dengan
Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebagai mitra
kerja dalam hal pengelolaan, peningkatan kesejahteraan dan pembinaan. Memang
sangat cukup luar biasa fantastis jumlah TKA/TPA dan TAAM yang mayoritas
disetiap daerah Se-Indonesia mendominasi jumlahnya dibanding dengan jumlah
lembaga pendidikan anak usia dini yang sederajat lainnya, hal ini tidak
terlepas dari bentuk kesadaran keterpanggilan hati nurani para ulama, kyai,
ustadz dan tokoh masyarakat untuk melakukan syiar Islam lewat mencetak dan
mendidik anak-anak muslim sejak dini agar kelak dapat menjadi anak yang
berilmu, berakhlak dan beramal saleh sehingga bagi berguna bagi Agama, Nusa dan
Bangsa. Kota Tasikmalaya merupakan lumbungnya pesantren sehingga hal inilah
yang menjadi penggerak terhadap tumbuh suburnya lembaga pendidikan Islam
terutama taman kanak-kanak Al-qur’an dan TAAM. TKA/TPA dan TAAM merupakan milik
masyarakat karena lahir dari sebuah keprihatinan dari tokoh agama Islam untuk
mendambakan ramainya masjid-masjid dan madrasah oleh anak-anak dengan alunan
Al-qur’an, Dzikir, Tasbih dan Takbir yang senantiasa menghiasi aktivitas
anak-anak, pemuda dan remaja masjid setiap harinya.
Berangkat
dari kesadaran dan cita-cita untuk menggembleng anak agar cakap dalam membaca
Al-qur’an, Taman Kanak-kanak Al-qur’an dan TAAM tentunya dari waktu ke waktu
harus senantiasa mampu mengembangkan diri seiring dengan tantangan dan
kebutuhan zaman yang semakin kompleks. Filosofi “ nu ngajar di TKA/TPA dan
TAAM nu penting aya kadaek jeung sahayuna“ harus dibuang jauh-jauh kalau
ingin sebuah lembaga pendidikan Al-qur’an betul-betul menjadi idola dan tumpuan
bagi masyarakat. Mengedepankan kualitas TKA/TPA dan TAAM merupakan harga
mati yang tidak bisa di tawar-tawar lagi kalau ingin sebuah lembaga
pendidikan itu sendiri tetap maju.
Maju
mundurnya TKA/TPA dan TAAM tergantung dari tingkat kerja keras dan kemampuan
para penyelenggara pendidikan itu sendiri, dalam kesempatan ini saya akan
sedikit menguraikan tentang Peningkatan Mutu Pendidik dilingkungan TKA/TPA dan
TAAM sebagai sebuah otokritik bagi saya sendiri yang merupakan civitas BKPRMI,
dan sebagai evaluasi di internal TKA/TPA dan TAAM.
Tidak
dipungkiri di dalam penyelenggaraan pendidikan tidaklah statis tetapi dinamis,
artinya dari waktu kewaktu selalu berbenah dan berbenah untuk
meningkatkan kualitas lulusan-seolah tidak ada pangkal ujungnya kepuasan dalam
menjalankan pendidikan, hal ini menandakan bahwa semangat penyelenggara
pendidikan untuk menuju TKA/TPA dan TAAM yang Ideal sangat luar biasa, ini
merupakan modal dasar dan pertanda baik.
Berbagai
persoalan yang muncul dilingkungan TKA/TPA dan TAAM diantaranya : (1).
Mayoritas Ustadz-Ustadzah adalah Lulusan Pesantren dan Aliyah bahkan ada dari
lulusan Madrasah Tsanawiyah, (2). Pengadministrasian lembaga pendidikan sangat
lemah baik yang berhubungan dengan Tata Usaha maupun Administrasi Pendidik, (3)
Jumlah santri tidak sebanding dengan jumlah guru yang ada, dimana idealnya 4-6
peserta didik dipegang oleh satu pendidik, (4) Kualitas para pengajar terutama
dalam kefasihan dalam membaca Al-qur’an (tahsinul Qur’an) sangatlah minim (5)
Metode mengajar yang kaku, (6). Tingkat Kesejahteraan Pendidik yang tidak
terjamin, (7) Pendidik terlalu mudah meluluskan peserta didik dalam pencapaian
Iqro, hafalan ataupun yang lainnya karena alasan kasihan, bosan diulang-ulang,
ataupun alasan lainnya. Hanya dengan komunikasi dengan anak didik dan orang tua
sebagai upaya untuk mencari jalan keluarnya agar anak tetap semangat untuk
meraih prestasi.
Penganaktirian
terhadap TKA/TPA dan TAAM tidaklah menjadi kecil hati, justeru harus menjadi
sebuah pemicu untuk berintrospeksi diri terhadap lembaga pendidikan kita
sendiri agar mampu bangkit dari “apa adanya “ menuju “ kepuasan
orangtua dan masyarakat “ atas pelayanan pendidikan TKA/TPA dan TAAM yang
maksimal.
Tawaran Alternatif
Melihat dari
hal tersebut diatas, memang kita semua menginginkan sebuah lembaga pendidikan
Al-qur’an yang terpenuhinya sarana prasana, kualitas guru yang baik,
kesejahteraan yang terjamin dan banyak hal yang kita harapkan. Kalau semua
keinginan tersebut ingin terwujud tentunya mulai sekarang harus mulai berbenah
diri. Kalau boleh saya katakan bahwa “ Kesejahteraan dan Sarana Prasarana
akan tercapai hanya ada satu kata : “ Tingkatkan Kualitas Tenaga Pendidik “.
kenyataannya adalah pada zaman sekarang tingkat persaingan bukan hanya di
bisnis saja tetap di pendidikan juga sangat kuat, masyarakat dan orang tua
tentunya akan memilih lembaga pendidikan yang betul-betul dapat menghantarkan
anaknya menjadi anaknya ideal dalam masa pertumbuhannya,masyarakat dan orang
tua berani mengeluarkan biaya berapa pun.
Kepala
sekolah menjadi ujung tombak dalam memotori kearah terciptanya “tenaga pendidik
yang handal-berkualitas”, maka kepala sekolah dalam menahkodai sebuah lembaga
pendidikan “janganlah setengah hat,i baik dalam mencurahkan fikiran, tenaga,
waktu bahkan materi “ demi tercapainya pendidik yang berkualitas-kecuali
lembaga pendidikan yang kita kelola ingin berjalan apa adanya bahkan
terkatung-katung, siap-siap saja lembaga pendidikan kita untuk ditinggalkan
masyarakat. Insya alloh dengan keseriusan, ketekunan dan kesabaran kita dalam
mengelola lembaga pendidikan untuk menuju yang ideal akan tercapai.
Kepala
sekolah setidaknya harus mempunyai langkah-langkah untuk tetap mencita-citakan
TKA/TPA dan TAAM yang ideal di hadapan masyarakat – setidaknya kepala sekolah
harus manfaatkan dan berdayakan yang ada. Penulis ingin berbagi
mudah-mudahan sebagai bahan inspirasi, diantaranya sebagai berikut :
(1).
Melakukan pembinaan rutin (seminggu sekali maksimal sebulan sekali) terhadap
para pendidik untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan upaya
penyelesaiannya, mengetahui perkembangan peserta didik, memberikan pendalaman
materi bagi pendidik serta mempersiapkan rencana lanjutan.
(2).
Memberikan Reward (penghargaan) kepada guru yang betul-betul dapat meraih
sebuah prestasi, baik dengan ucapan selamat, piagam penghargaan, maupun bentuk
lain. Hal ini penting sebagai motivasi terhadap pendidik untuk senantiasa
meningkatkan kualitas dirinya.
(3).
Memperhatikan kebutuhan-kesejahteraan para pendidik, baik berupa perhatian
dalam bentuk materi maupun kedekatan emosional.
(4).
Mengikutsertakan pendidik ke kegiatan seminar, workshop, bedah buku, studi
banding, ataupun kegiatan lainnya yang menunjang terhadap peningkatan kemampuan
peserta didik.
(5).
Mendorong pendidik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
(6). Untuk
menghilangkan kepenatan dan kejenuhan para pendidik, sewaktu-waktu kepala
sekolah mengadakan liburan bersama dengan keluarga pendidik sebagai ajang
silaturahmi dan membangun kedekatan dengan keluarga pendidik.
(7).
Melakukan motivasi kepada pendidik dengan menciptakan mental berani, sabar, jujur,
berpandangan hidup kedepan, kemandirian, jiwa entrepreneur-wirausaha dan lain
sebagainya.
Demikian,
setidaknya sebagai bahan masukan bagi tercapainya sebuah lembaga pendidikan
TKA/TPA-TAAM yang betul-betul memiliki tenaga pendidik yang berkualitas.
Wallahu’alam
Bissawaf
0 komentar:
Post a Comment